Monday, January 18, 2016

Kebaikan dan keburukan jejaring social Facebook bagi anak dan remaja


Jejaring sosial semacam facebook sudah tidak asing lagi dikalangan anak dan remaja seiring dengan kemajuan teknologi. Begitu mudah dan murahnya teknologi internet sekarang menyebabkan lebih dari 60 persen anak dan remaja sudah memiliki account jejaring sosial ini. Namun berdasarkan penelitian, jejaring sosial yang sempat menghebohkan dengan beberapa kasus penculikan anak dan remaja di Indonesia ini memiliki 2 (dua) dampak sekaligus, yaitu :
  1. Sisi baiknya : Bagi anak yang pemalu, jejaring sosial macam Facebook amat membantunya mengungkapkan perasaan dan uneg-unegnya dibanding berbicara langsung. Facebook dan jejaring sosial lain ternyata juga mampu menghadirkan hubungan sosial yang menyehatkan, sebuah langkah penting pada usia remaja.
  2. Sisi negatifnya : Ternyata jejaring sosial meningkatkan kadar narsis, meningkatkan agresivitas, dan sifat-sifat yang berkaitan dengan kesehatan mental seperti skizofrenia dan depresi. Masalahnya, survei itu tidak mengungkapkan mana yang duluan muncul, apakah persoalan mental atau karena ber-Facebook. Bisa jadi mereka yang narsis sudah dari sononya memang narsis. Atau yang depresi karena memang awalnya sudah mengalami tanda-tanda depresi itu.
Hasil negatif lain terungkap bahwa jejaring sosial online dapat mengurangi kualitas dan pengetahuan remaja.Rosen memperhatikan bahwa anak-anak yang sering ber-Facebook di komputer mereka memiliki retensi yang rendah terhadap apa yang mereka baca. Penelitian lain menunjukkan hasil yang sama dalam hal SMS.

Ada saran yang bisa didengar oleh para orangtua. "Jika Anda memantau secara diam-diam jejaring sosial anak Anda, itu hanya buang-buang waktu. Percayalah, anak Anda akan menemukan solusinya dalam beberapa menit. Lebih baik Anda berbicara soal teknologi yang sesuai dengan umur mereka dan bangunlah rasa saling percaya sehingga ketika ada persoalan, entah mereka diganggu oleh teman atau melihat gambar yang tak sesuai, mereka akan bicara dengan Anda."


Sementara untuk para remaja, disarankan untuk mengecek pesan-pesan dan pemberitahuan setelah 15 menit belajar. Cuma jangan lama-lama. Cukup dua menit saja. Niscaya prestasi akademik tidak akan terganggu.


Jejaring sosial pun dapat mengajari anak remaja untuk berempati, atau kemampuan untuk memahami perasaan orang lain. Memang, empati dan pemahaman itu sebatas digital. Akan tetapi meski dalam tataran digital, ternyata sifat baik tadi bisa meluber ke dalam dunia nyata.
Demikian kebaikan dan keburukan jejaring sosial, yang harus menjadi perhatian orang tua guna kepentingan generasi penerus yang lebih baik nantinya.


reff : http://tipssupaya.blogspot.com/2012/12/kebaikan-dan-keburukan-jejaring-social.html


Related Post


Loading...

No comments:

Post a Comment